Bekerja dengan Tim “Knowledge Worker”

January 3, 2025 by
Bekerja dengan Tim “Knowledge Worker”
Business Growth
| No comments yet

Bismillah….

Jadi ada 2 tipe pekerjaan di dunia ini (aseeeek…)

Pertama adalah pekerjaan yang dapat selesai dengan baik dengan menggunakan mindset prosuderal. Dan pekerjaan yang dapat selesai dengan baik dengan mindset opsional.

Prosedural itu berarti setiap pekerjaan yang dilakukan harus mengikuti prosedur ketat. Prosedur bisa jadi dalam bentuk SOP, Manual Book, Metodologi. Jika point-point yang tertulis tidak dilaksanakan, maka pekerjaan tidak dapat selesai dengan baik. Dan… Jangan mengerjakan apa yang tidak dituliskan.

Kemudian yang dimaksud dengan Opsional itu berarti tim hanya diberikan kerangka kerjanya saja. Dan tim diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan berdasarkan kerangka kerja tersebut, dengan caranya sendiri, dan dengan instruksi minimal.

Biasanya jika Prosedural banyak digunakan di pabrik-pabrik. Tapi pekerjaan Prosedural di era modern ini semakin lama semakin tidak relevan. Karena jika prosedural relatif memiliki pola, dan setiap pola lebih mudah untuk diulangi. Ujung-ujungnya adalah otomasi.

Dan memang begitulah yang terjadi, banyak robot yang menggantikan pekerjaan manusia / tenaga kerja yang pekerjaannya sama dan dilakukan secara berulang.

Kemudian, di bawah ini adalah poin nya

Bekerja di bidang Software Development, terlebih lagi yang menganut Paham SCRUM, harus menganggap bahwa mereka bekerja dengan “Knowledge Worker”. Knowledge Worker adalah para pekerja yang mengandalkan pemikirannya pada saat bekerja. Kontras dengan para pekerja pabrik yang tidak banyak melibatkan kreativitas dan lebih banyak menggunakan otot dan tenaganya pada saat bekerja. (dikutip dari Joshua Partogi).

Menggunakan metode command & control, sebagaimana ditekankan di Scientific Management terhadap Knowledge Worker seperti software developer di Abad 21 adalah sebuah resep dan jalan pinntas menuju kegagalan (dikutip dari Joshua Partogi).

Untuk Knowledge Worker seperti software developer, manajer harus menggunakan pendekatan bottom-up dengan cara memfasilitasi dan memberikan coaching & empowerment agar ke depannya perusahaan dapat bekerja secara mandiri dan kreatif dengan instruksi yang sangat minim. SCRUM mengekploitasi konsep bottom-up untuk para Knoledge Worker dalam software development. (dikutip dari Joshua Partogi).

Ide yang bisa diimplementasikan adalah: Jangan memberikan opsi, tapi berikanlah rekomendasi disertai dengan insight dan evaluasi.

Sign in to leave a comment